Berkah dan Tantangan di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19 ternyata membawa berkah tersendiri. Saat tren bersepeda melonjak, bengkel Yani dibanjiri pelanggan. “Waktu itu ramai sekali, dalam sehari pendapatan bisa mencapai 300 ribu rupiah. Sekarang menurun, rata-rata hanya 100 ribu rupiah,” ungkap Yani. Tren itu, meski kini mereda, sempat memberikan dorongan besar pada usaha kecilnya.
Namun, Yani juga merasakan dampak menurunnya event-event sepeda MTB di Lamongan. “Dulu bisa ada 15 sepeda masuk bengkel per hari, sekarang hanya 5,” katanya. Walau begitu, semangatnya tetap tinggi.
Keahlian Yani yang Diandalkan
Mengutak-atik sepeda MTB bukan perkara mudah. “Sepeda MTB itu kompleks, ada double gear, bahkan sekarang sampai 12-speed. Suku cadangnya juga banyak yang langka di Lamongan,” jelas Yani. Meski begitu, dia tak gentar. Ia kerap menerima pesanan modifikasi dari pelanggan, seperti mengatur gear, memperbaiki rem, hingga mengubah velg sesuai keinginan mereka.
Pelanggan bengkel Yani tak hanya datang dari Lamongan, tapi juga dari Bojonegoro dan Tuban, berkat promosi dari mulut ke mulut. “Ada yang merekomendasikan ke teman, makanya banyak yang datang dari luar kota,” tambahnya.
Tips Berharga untuk Pemula
Sebagai teknisi berpengalaman, Yani punya tips bagi para pemula yang baru menggeluti hobi ini. “Pahami teori shifting gear. Jangan asal oper gigi, terutama saat melewati tanjakan. Rutin cek pelumas rantai juga penting agar sepeda awet,” sarannya.
Para pelanggan pun mengakui keahlian Yani. “Saya langganan di sini karena hasil kerjanya memuaskan dan dia paham modifikasi yang saya inginkan,” puji seorang pelanggan setia.
Editor : Abdul Wakhid