Kegiatan yang digelar tepat di bantaran sungai terbesar di Pulau Jawa, dan mengalirkan air dari daerah aliran sungai (DAS) seluas ± 16,100 km2, mulai dari Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta, ke laut Jawa di utara Surabaya melalui alur sepanjang ± 600 km itu dijadikan sebagai pengungkit ekonomi dan potensi wisata yang ada di Lamongan.
"Kendal ini luar biasa karena berdampingan langsung dengan sungai warisan leluhur kita ini. Sebenarnya banyak sekali potensi yang bisa digali, mulai dari potensi ekonomi dan potensi pariwisata. Mari kita bersama-sama mengungkit itu, karena itu tidak bisa dilakukan sendirian," terang Pak Yes.
Tidak sampai disitu, Pak Yes juga terus mengajak warga setempat untuk melestaikan Sungai Bengawan Solo. Dengan alasan, sungai tersebut menjadi nadi hidup warga untuk melakukan kegiatan irigasi pertanian, jual beli, hingga transportasi.
"Lamongan mendapat gelar Kabupaten Lumbung Pangan Nasional pada tahun ini yang mengasilkan 741.712 ton beras, yang mendukung pertanian kita maju salah satunya ialah air yang ada di sungai. Maka dari itu mari kita lestarikan dengan menjaga kebersihan dan menggairahkan kegiatan ekonomi dan wisata disini," tambah Pak Yes.
Editor : Prayudianto