Jembatan Cincin, Warisan Kolonial Belanda di Atas Bengawan Solo yang Terlupakan

BABAT, iNewsLamongan.id - Di tengah hiruk-pikuk modernisasi infrastruktur, sebuah jembatan besi tua peninggalan penjajah kolonial Belanda masih berdiri kokoh melintang di atas aliran Sungai Bengawan Solo. Jembatan ini menghubungkan Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban dan Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Jembatan Cincin bukan sekadar jalur alternatif penghubung dua kabupaten, melainkan juga jejak penting sejarah kolonialisme Belanda di Pulau Jawa. Dibangun lebih dari seabad lalu, jembatan ini awalnya merupakan bagian dari jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan komoditas strategis menuju pelabuhan-pelabuhan besar di utara Jawa.
Jembatan Cincin memiliki panjang sekitar 200 meter dan terdiri dari lima segmen besi utama, masing-masing sekitar 50 meter. Struktur jembatan ditopang baja dan pondasi batu, sementara bagian lantainya masih menggunakan papan kayu tua yang kini mulai lapuk.
Kini, meskipun tidak lagi dilintasi kereta api, jembatan ini tetap digunakan warga sekitar sebagai jalur alternatif, terutama bagi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki.
Namun, kondisi jembatan yang kian rapuh membuat masyarakat merasa waswas saat melintasi.
“Setiap hari saya lewat sini, tapi harus ekstra hati-hati. Kayunya banyak yang bolong, besinya juga berkarat,” ujar Achmad D. Nitiharjo (60), tokoh masyarakat sekitar Babat.
Tidak jauh dari lokasi jembatan, masih berdiri bangunan-bangunan era kolonial di kawasan kota tua Babat. Mulai dari rumah dinas pegawai kereta api, kantor Mariniers Belanda, hingga bangunan bekas markas Corps Tjadangan Nasional (CTN).
“Ini warisan sejarah. Harusnya bisa jadi cagar budaya dan tempat wisata edukasi,” tambah Achmad D. Nitiharjo.
Sayangnya, hingga kini belum ada upaya pelestarian yang serius dari pihak terkait untuk menyelamatkan jembatan bersejarah ini. Warga berharap, revitalisasi bisa dilakukan dengan tetap mempertahankan nilai historisnya.
Pemerintah daerah didorong untuk mengambil langkah konkret dalam menjaga Jembatan Cincin dan bangunan sekitarnya. Karena sejarah bukan sekadar masa lalu, tetapi bagian penting dari identitas dan kebanggaan bangsa.
“Sejarah itu tidak boleh dihapus oleh waktu. Jembatan ini bisa jadi simbol edukasi dan daya tarik wisata sejarah,” pungkas Achmad.
Editor : Abdul Wakhid