KEDUNGPRING, iNewsLamongan.id - Banjir kembali merendam lahan pertanian di Kabupaten Lamongan. Sedikitnya 328 hektare sawah dilaporkan tergenang air, mayoritas merupakan tanaman padi yang baru memasuki masa tanam.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lamongan, Mugito, mengungkapkan bahwa lahan terdampak tersebar di 23 desa yang berada di empat kecamatan, yakni Babat, Modo, Kedungpring, dan Pucuk.
“Total lahan yang terendam mencapai 328 hektare dan sebagian besar adalah persawahan yang baru ditanami,” ujar Mugito, Sabtu (13/12/2025).
Ia menjelaskan, genangan air dipicu oleh curah hujan tinggi yang terjadi selama dua hingga tiga hari terakhir. Kondisi tersebut membuat sejumlah sungai dan saluran air tidak mampu menampung debit air yang meningkat.
“Beberapa titik juga masih dalam proses pengerukan dan perbaikan saluran, sehingga aliran air belum optimal,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pemantauan sementara, umur tanaman padi yang terendam cukup bervariasi. Ada yang baru berusia 7–10 hari, namun sebagian lainnya telah memasuki usia 15–20 hari setelah tanam.
“Pendataan masih terus kami lakukan untuk mengetahui dampak secara menyeluruh,” tambah Mugito.
DKPP Lamongan juga mengajak seluruh perangkat kecamatan, pemerintah desa, hingga masyarakat untuk turut serta mempercepat penanganan banjir, terutama dengan membersihkan saluran air dan membuka dam-dam lokal.
“Gotong royong sangat dibutuhkan, karena di awal musim hujan sering ditemukan saluran tersumbat sampah atau penutup dam yang belum dibuka,” katanya.
Saat ini, DKPP bersama pemerintah wilayah setempat terus melakukan monitoring kondisi air serta menyiapkan langkah mitigasi agar kerusakan tanaman padi tidak semakin meluas.
Editor : Abdul Wakhid
Artikel Terkait
