LAMONGAN, iNewsLamongan.id - Memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengimbau masyarakat Lamongan untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem dan peningkatan suhu panas.
Ketua Tim Data dan Informasi BMKG Juanda, Rofiq Isa Mansur, menjelaskan bahwa fenomena cuaca tidak menentu yang terjadi dalam sepekan terakhir merupakan dampak masa transisi musim.
“Saat ini cuaca sering berubah cepat, dari panas terik kemudian mendung dan hujan. Kabupaten Lamongan diperkirakan memasuki musim hujan pada Oktober ini,” ujar Rofiq.
Menurutnya, suhu udara di Lamongan dapat mencapai 36°C pada siang hari. Kondisi tersebut terjadi karena lintasan gerak semu matahari yang bergeser dari garis khatulistiwa ke selatan dan melintasi wilayah Jawa Timur, termasuk Lamongan.
“Fenomena ini wajar terjadi karena penyinaran matahari sedang maksimal,” imbuhnya.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap siaga menghadapi cuaca ekstrem, dengan langkah-langkah seperti Menggunakan pelindung diri saat beraktivitas di luar ruangan, Membatasi aktivitas di luar saat siang hari, Memperbanyak konsumsi air putih, dan Memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.
“Waspadai potensi angin kencang dan hujan lebat sesaat terutama saat awan Cumulonimbus terlihat di wilayah kita,” tegas Rofiq.
Diketahui, cuaca ekstrem melanda beberapa kecamatan di Lamongan dalam sepekan terakhir. Pada Selasa (7/10/2025), sedikitnya 25 rumah dan fasilitas umum di Kecamatan Sambeng dan Ngimbang mengalami kerusakan ringan akibat hujan deras disertai angin kencang.
Sehari berselang, Rabu (8/10/2025), empat kecamatan kembali diterjang cuaca ekstrem. Di Kecamatan Tikung, kantor pemerintahan dan dua rumah warga rusak. Sementara di Pucuk, hujan es disertai angin kencang menyebabkan satu rumah tertimpa pohon tumbang.
Tak hanya itu, sekitar 50 pohon tumbang di wilayah Kembangbahu, Mantup, dan Pucuk hingga menutup akses jalan provinsi dan nasional.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi hingga awal musim hujan.
Editor : Abdul Wakhid
Artikel Terkait