Anam mengatakan tindakan tersebut sudah menjadi tradisi Aremania. Apalagi terdapat pemain Arema yang asli Malang.
"Teman-teman Arema itu datang, menghampiri pemain, memeluk pemain, saling menangis, terutama pemain asli Malang yang besar dan lahir di Malang, besar di pembinaan klub Arema sampai masuk di Arema, itu pada menangis terus dipeluk dikasih semangat. Itu terkonfirmasi kami dapatkan informasinya demikian," ucapnya.
Aparat keamanan pertama kali menembakkan gas air mata ke tribun selatan pada pukul 22.08.59 WIB. Penembakan membuat penonton berhamburan keluar stadion. Pintu tribun pun tak muat untuk dijadikan jalur keluar para suporter yang panik.
Kecilnya pintu membuat massa berebutan dan berdesakan, hingga akhirnya memicu jatuhnya korban jiwa.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait