get app
inews
Aa Text
Read Next : Angka Stunting di Kabupaten Lamongan Menurun, Pemkab Fokus Lanjutkan Program

Serangan Penyakit Dan Cuaca Ekstrim, Harga Cabai di Agrobis Babat Lamongan Makin Meroket

Kamis, 09 Juni 2022 | 00:42 WIB
header img
Salah satu pedagang cabai di pasar Agrobis Babat bernama Rinda (34). (Foto : iNews)

LAMONGAN, iNews.id - Harga cabai rawit di o, Kabupaten Lamongan mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni mencapai 100 ribu rupiah perkilonya. Kenaikan harga cabai yang sudah berlangsung sejak satu Minggu yang lalu. 

Keadaan ini membuat sejumlah pedagang di Agrobis Babat gelisah. Pasalnya kenaikan harga cabe berimbas terhadap sepinya pembeli.

Salah satu pedagang Pasar Agrobis Babat Rinda (34 ) mengatakan, kenaikan harga cabai selama satu Minggu belakang ini disebabkan adanya serangan penyakit terhadap tanaman cabai. Selain itu, cuaca ekstrim yang belakangan terjadi juga membuat tanaman cabai dibeberapa daerah menjadi busuk.

"Harga yang naik ini disebabkan banyaknya cabai yang busuk sehingga rontok dan tidak bisa dipanen, hingga terjadi kelangkaan," kata Rinda pedagang Agrobis Babat Kepada iNews.id, Senin (8/6/2022).

Sebelum merangkak naik, harga cabai rawit di pasar tradisional Sidoarjo hanya Rp60 ribu perkilonya. Sukaya menerangkan, Kenaikan harga cabai rawit juga berimbas pada harga kebutuhan pokok lainnya, seperti bawang merah dan juga beberapa sayuran.

"Sepi mas sekarang gak ada yang beli, imbas kenaikan harga mungkin, sekarang tak hanya cabai saja yang naik tapi bawang juga sudah Rp40 ribu padahal sebelumnya hanya Rp25 ribu," ujarnya.

Menanggapi kenaikan harga cabai, Anggota DPRD Kabupaten Lamongan Anshori meminta kepada pemerintah agar turun tangan dan mengajak petani terutama kaum muda agar mau menanam cabai kembali. 


Rinda (34 ) mengatakan, kenaikan harga cabai disebabkan adanya serangan penyakit terhadap tanaman tersebut. (Foto : iNews)

Sehingga Lamongan tidak lagi ketergantungan cabai dari luar daerah. Anshori mengungkap, para petani cabai tidak mau lagi menanam cabai karena harga jual tidak stabil. Sementara biaya perawatan cabai rawit sendiri terbilang rumit dan mahal.

"Sekarang sudah tidak ada lagi petani yang mau menanam cabai, alasannya ya karena harga cabai yang kurang stabil membuat mereka kerap menelan kerugian. Misalnya biaya produksi mahal tapi pas di panen harganya hanya 10 ribu ini kan kasihan," pungkasnya.

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut