BABAT, iNewsLamongan.id - Wingko Babat merupakan jajanan khas ikonik Kabupaten Lamongan. Rasa original dan proses pembuatan yang masih tradisional, menjadikan jajanan ini tak lekang dimakan jaman. Tak heran, jika jumlah permintaan di pasar pun meningkat.
Salah satu tempat produksi Wingko Babat yang masih mempertahankan cita rasa dan proses produksi secara tradisional itu adalah produsen Wingko Babat 'Rasa' yang ada di Kampung Sawonggaling, Kelurahan/Kecamatan Babat. Di rumah produksi wingko yang berdiri sejak tahun 1999 inilah, kue tradisional khas Lamongan yang bahan dasarnya dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula dibuat, beredar dan bertahan hingga sekarang. "Rumah produksi Wingko Babat ini mulai kami dirikan sejak tahun 1999, tepatnya di tanggal 9 bulan 9," kata produsen wingko babat Rasa, Nia kepada wartawan.
Dalam sehari, produsen wingko babat Rasa ini mengaku telah mampu membuat lebih dari 1000 buah Wingko Babat. Hal tersebut, kata Nia, tak lepas dari upaya produsen wingko dalam menjaga cita rasa maupun proses produksi yang masih menggunakan cara tradisional. "Wingko dibuat dengan cara yang masih tradisional menggunakan tungku kayu dan hingga kini masih eksis dalam memenuhi pesanan dari para pelanggan," ujarnya.
Nia mengaku, permintaan dari pasar terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam sehari, Nia dan 15 karyawannya mampu membuat hingga 1000 buah lebih Wingko Babat. Meski permintaan tinggi, Nia tetap menjaga kwalitas dan cita rasa wingko babat produksinya. Untuk urusan harga, Wingko Babat Rasa ini dijual dengan harga yang juga sangat ramah di kantong. "Wingko Babat kami ini kami jual dengan harga Rp 10 ribu perpak dengan isi 15 perpak," imbuhnya.
Yuhronur Efendi saat berkunjung dan melihat proses pembuatan Wingko Babat Rasa ini mengatakan, sebagai upaya untuk membantu para pelaku UMKM, khususnya para produsen Wingko Babat, Pemkab Lamongan telah mematenkan Wingko Babat ini sebagai salah satu jajanan khas Lamongan.
Pria yang akrab disapa Pak Yes ini juga mengatakan, pihaknya juga telah menggagas dan menjalankan Gerakan Ayo Ditumbasi sebagai gerakan untuk lebih mengenalkan dan meramaikan UMKM Lamongan. "Ketika itu Covid-19 kita membuat klaster-klaster UMKM dan salah satunya adalah wingko ini, yang semuanya itu kita rangkum dalam Gerakan Ayo Ditumbasi. Khusus Wingko ini juga sudah kita patenkan," ungkap Pak Yes.
Ke depan, lanjut Pak Yes, pihaknya akan terus mendorong para pelaku UMKM ini dengan salah satunya adalah permodalan, kemasan yang lebih bagus dan juga pemasaran agar lebih sukses dan maju lagi. "Kita akan terus mendorong para pelaku UMKM di Lamongan agar bisa lebih maju dan lebih dikenal luas lagi. Sukses untuk Wingko Babat," imbuhnya.
Nia dan para produsen Wingko Babat lainnya berharap, Wingko Babat akan semakin diminati banyak orang dan dikenal sebagai jajanan tradisional asli Lamongan yang sudah ada sejak turun temurun.
Editor : Abdul Wakhid