get app
inews
Aa
Read Next : Dugaan Korupsi di Lamongan, Praktisi Hukum Pertanyakan KPK Belum Tetapkan Tersangka 

Revitalisasi Ekosistem Kapal Kayu, Tetap Pertahankan Aspek Desain dan Tehnologi Kearifan Lokal

Senin, 26 September 2022 | 18:31 WIB
header img
Workshop (Teaching Boatyard) dan Peletakan Lunas (Keel Layang) Kapal Kayu Pencalang dan Kapal Ijon-ijon, di Bengkel Kapal PPNS Desa Tunggul, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Foto : iNews.id. Atma.

LAMONGAN, iNewsLamongan.id  - Revitalisasi Jalur Rempah  program Direktorat Jenderal Kebudayaan yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek. Program ini dilakukan dengan penanaman kembali berbagai jenis rempah, mengaktifkan kembali pelabuhan-pelabuhan bersejarah, serta revitalisasi kapal tradisional.

Melalui program ini, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan SMKN 3 Buduran diberi kesempatan untuk membangun kapal bersejarah yang pernah membuat Indonesia jaya pada masanya.

PPNS membangun Kapal Pencalang dan SMKN 3 Buduran membangun Kapal Ijon-Ijon. Kapal Pencalang merupakan kapal dagang tradisional nusantara atau dalam sejarah disebut sebagai pantchiallang atau pantjalang. Sementara itu, Kapal Ijon-Ijon merupakan kapal ikan yang paling banyak digunakan oleh nelayan dengan kekhasan desain dan warna. 

Program pembuatan kapal tradisional ini mendapatkan bantuan operasional Matching Fund (MF) dari Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud sekitar 2 miliar rupiah. Proyek tersebut merupakan upaya revitalisasi ekosistem kapal kayu tradisional untuk menunjang pengelolaan sumber daya kelautan berkelanjutan.

"Tujuan dari revitalisasi ekosistem kapal kayu tradisional ini adalah untuk melakukan revitalisasi kapal kayu tradisional dari aspek desain dan teknologi pembangunan dengan tetap mempertahankan kearifan lokal," ujar Dr. Kiki kepada iNews.id, Sabtu (24/9/2022).

Disampaikan, guna melestarikan desain kapal-kapal tradisional Indonesia sebagai salah satu warisan budaya ini, pihaknya juga menyiapkan tenaga-tenaga terampil dalam pembangunan kapal kayu sebagai upaya regenerasi pengrajin kapal kayu.

"Tidak hanya itu , kegiatan ini juga untuk memperkuat konsep Project Based Learning (PBL) pada Perguruan Tinggi Vokasi dan Sekolah Vokasi dalam upaya penguatan kompetensi dan Relevansi dengan kebutuhan industri. Jadi, kita tak hanya mendesain, tapi juga membuat kapal," sambungnya

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Ir. Eko Juliano M.Sc., FRINA memyampaikan, kapal kayu layar Pencalang yang dibuat ini memiliki panjang 12 meter, lebar 4 meter dan tinggi 1,5 meter.

Sedangkan untuk Kapal Ikan Ijon-ijon, tutur Eko, memiliki panjang 12 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 1,5 meter. Selain melibatkan mahasiswa PPNS dan siswa SMK N 3 Buduran, pembangunan kapal ini juga melibatkan SMK Sunan Drajat Lamongan dan beberapa mahasiswa dari beberapa Politeknik melalui program Wirausaha Merdeka 2022. 

"Lalu sebagai bentuk transfer pengalaman dan teknologi, kami juga melibatkan pengrajin kapal kayu tradisional selama proses pembangunan kapal tersebut," katanya.

Editor : Prayudianto

Follow Berita iNews Lamongan di Google News Lihat Berita Lainnya
icon news update
Berita Terkini
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut