Dari Paralon Jadi Perahu, Inovasi Warga Lamongan Raup Cuan Saat Musim Hujan

Abdul Wakhid
Tak hanya melayani pasar lokal, perahu PVC buatan warga Lamongan ini juga diminati hingga luar pulau. Foto: iNewsLamongan.id/Ist

KALITENGAH, iNewsLamongan.id - Musim penghujan membawa dampak berbeda bagi warga di wilayah rawan banjir. Jika sebagian masyarakat harus berjibaku dengan genangan air, kondisi ini justru menjadi berkah bagi pengrajin perahu PVC di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Memasuki intensitas hujan tinggi, kebutuhan sarana transportasi air meningkat drastis. Warga yang tinggal di kawasan rawan banjir kini mulai beralih dari perahu kayu konvensional ke perahu berbahan pipa PVC atau paralon, yang dinilai lebih awet dan ekonomis.

Fenomena tersebut dirasakan langsung oleh Suratno, pengrajin perahu PVC asal Desa Kuluran, Kecamatan Kalitengah, Lamongan. Di bengkel sederhana miliknya, tumpukan pipa PVC berdiameter besar tersusun rapi. Bahan yang lazim digunakan sebagai saluran air itu kini dirakit menjadi lambung perahu yang kokoh dan fungsional.

Menurut Suratno, lonjakan pesanan mulai terasa sejak awal musim hujan. Sejumlah wilayah di Lamongan dan daerah sekitar mulai tergenang banjir, sehingga perahu menjadi kebutuhan mendesak bagi warga.

“Kalau musim hujan seperti sekarang, pesanan bisa naik sampai 50 persen. Bahkan sering antre. Tidak hanya dari Lamongan, tapi juga dari Tuban, Gresik, Jombang, sampai Jawa Tengah seperti Demak dan Pati,” ujar Suratno saat ditemui di bengkel produksinya.

Tak hanya melayani pasar lokal, perahu PVC buatan warga Lamongan ini juga diminati hingga luar pulau. Suratno mengaku pernah mengirimkan pesanan ke Batam. Konsumennya pun beragam, mulai dari petani tambak, warga terdampak banjir, relawan kemanusiaan, hingga instansi pemerintah yang membutuhkan armada evakuasi.

Beralihnya minat konsumen dari perahu kayu ke PVC bukan tanpa alasan. Kelangkaan kayu berkualitas membuat harga bahan baku melonjak tajam. Selain itu, kayu dinilai lebih rentan lapuk jika sering terendam air.

“Kalau kayu rawan keropos dan lapuk. Sementara PVC lebih tahan benturan, tidak menyerap air, dan tidak akan lapuk meski lama terendam,” jelasnya.

Dalam proses produksinya, Suratno dibantu tiga orang karyawan. Satu unit perahu PVC dapat diselesaikan dalam waktu satu hingga tiga hari, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan desain.

Soal harga, perahu PVC ini dibanderol mulai Rp5,7 juta hingga puluhan juta rupiah. Variasi harga ditentukan oleh panjang perahu, diameter pipa PVC, serta spesifikasi tambahan sesuai kebutuhan pemesan.

Dengan ketahanan yang diklaim mampu bertahan hingga puluhan tahun, perahu PVC kini menjadi solusi transportasi air yang semakin diminati. Tak hanya untuk aktivitas pertanian dan tambak, perahu ini juga menjadi andalan saat bencana banjir melanda.

Editor : Abdul Wakhid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network