LAMONGAN,iNewsLamongan.id - Petani tanaman sayuran hidroponik di Lamongan merugi akibat dampak panas ekstrim yang melanda sejak beberpa pekan terakhir. Suhu panas mencapai 38 derajat celcius, memicu tanaman sayur mayur alami kematian setiap harinya. Selain itu, hama trips juga menyerang tanaman sayur hidroponik.
Kondisi budidaya sayur mayur hidroponik yang berada di kalikapas, kota Lamongan memprihatinkan. Sebagian besar tanaman mati terdampak panas ekatrim.
Tanaman sayur mayur jenis pokco, selada, sawi, bayam hingga kangkung di lokasi budidaya ini banyak yang mengalami kematian dengan ciri-ciri tanaman menjadi kerdil, akar menjadi coklat serta daun yang layu dan menguning.
Menurut Helmi, prtani hidroponik, kondisi ini sudah terjadi sejak 5 bulan terakhir. Akibatnya, petani sayuran hidroponik terpaksa memilah sayuran yang mati setiap hari untuk kemudian dibuang.
"Selain kondisi cuaca panas, tanaman sayuran kami juga diserang hama trips yang menyerang daun, sehingga dUn terlihat banyak bintik-bintik kuning dan tak layak untuk di konsumsi." Kata Helmi.
Lebih lanjut Helmi menuturkan, petani terpaksa harus memutar otak untuk bisa mengendalikan kondisi yang dialami tanaman miliknya. Dia terpaksa menambah biaya perawatan untuk memasang alat semprot atau sprayer. Hal itu dilakukan guna menanggulangi cuaca panas dan hama yang menyerang di lahan seluas dua hektare miliknya.
"Dari dua hektare lahan, setidaknya 20 persen sayuran hidroponik yang mati setiap harinya. Petani pun alami penurunan hasil panen. Jika sebelumnya mampu memanen 15 kilogram, maka saat ini mereka hanya mampu memanen 10 kilogram saja setiap harinya." Lanjut dia.
Petani sayuran hidroponik berharap, hujan segera turun agar tanaman sayur mayur mereka tidak mengalami kematian akibat cuaca ekstrim yang tengah melanda hingga sekarang.
Editor : Abdul Wakhid
Artikel Terkait