JAKARTA, iNewsLamongan.id - Bali tak hanya memiliki keindahan alam yang menawan, tetapi adat atau tradisi yang dimiliki juga menarik perhatian. Bahkan, jika singgah ke salah satu desa di Pegringsingan, Anda akan menemukan hal unik.
Ya, ada desa unik di Bali, tepatnya di Desa Tenganan di Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, yang memiliki tradisi khusus bagi para gadis yang belum menikah, yaitu tradisi Mayunan.
Mayunan merupakan prosesi ritual di mana para remaja di Desa Tenganan akan duduk di ayunan raksasa. Eits tapi jangan salah, karena tak sekadar duduk tetapi prosesi tersebut memiliki makna bagi masyarakat Desa Adat Tenganan.
Lalu apa itu tradisi Mayunan, dan apa maknanya? Simak penjelasan berikut ini. Dirangkum pada Rabu (1/2/2023).
Bagian dari Tradisi Sasih Sembah
Tak bisa membahas tradisi Mayunan tanpa membahas tradisi atau ritual Sasih Sembah, yang dilaksanakan setahun sekali, yaitu setiap sasih kalima atau bulan kelima dalam kalendar Tenganan (sekitar bulan Mei-Juni dalam kalendar Masehi). Sasih Sembah dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap Dewa Indra, dewa peperangan dalam mitologi agama Hindu Indra. Masyarakat Tenganan percaya, desa mereka merupakan hadiah dari Dewa Indra. Adapun salah satu bentuk ritual Sasih Sembah yaitu Perang Pandan atau Mekare kare, salah satu ritual adat yang populer di kalangan wisatawan. Jika Perang Pandan dilakukan oleh laki-laki, tradisi Mayunan inilah ritual yang diperuntukan bagi perempuan Desa Adat Tenganan.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait