JAKARTA, iNewsLamongan.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memaklumi keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurut PBNU itu merupakan keputusan sulit di tengah situasi yang pelik.
"Kita memaklumi kenapa pemerintah menaikkan BBM,” kata Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di sela pembukaan Kaderisasi Wilayah NU Sumatra Utara XVIII di Medan, Jumat (9/9/2022).
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menjelaskan pilihan sulit itu harus diambil agar keadaan tidak jadi lebih sulit. Dia menegaskan Nahdlatul Ulama harus membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan bangsa.
"Kita harus bantu meringankan beban dengan tidak menambah beban pemerintah,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) naik pada Sabtu (3/9/2022). Menurut Jokowi, subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran.
"Harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan dirinya sebenarnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi APBN. Namun dia mengatakan kebijakan itu akan membuat anggaran subsidi BBM terus naik.
"Tetapi anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan akan meningkat terus," kata dia.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait