LAMONGAN, iNewsLamongan.id - Pelatih Persela Lamongan harus bekerja ekstra keras dalam meracik strategi jelang laga melawan Bhayangkara FC pada 1 Februari mendatang. Meski belum terkalahkan di babak 8 besar, raihan dua poin dari dua pertandingan masih belum cukup untuk memastikan tiket ke fase berikutnya.
Transisi dari babak pendahuluan menuju babak 8 besar tampaknya membuat ritme permainan Persela sedikit menurun. Hal ini terlihat dari bagaimana mereka kesulitan dalam dua laga awal Grup Y.
Penampilan Persela di fase ini mengingatkan pada performa mereka di awal musim. Organisasi permainan kurang rapi, terutama dalam transisi dari bertahan ke menyerang. Serangan yang dibangun juga cenderung sporadis, dengan penyelesaian akhir yang belum maksimal.
Padahal, di paruh kedua babak pendahuluan, Persela sempat menunjukkan performa impresif. Mereka tak terkalahkan dalam enam laga beruntun, dengan empat kemenangan dan dua hasil imbang, yang mengantarkan mereka lolos ke babak 8 besar.
Namun, setelah itu, ritme permainan Persela mulai menurun. Hasil minor saat melawan Gresik United di laga pamungkas babak pendahuluan Grup 3 berlanjut dengan dua hasil imbang di babak 8 besar—kontra PSKC Cimahi dan Persijap Jepara.
Secara hasil, performa Persela memang tidak terlalu buruk, tetapi dari segi permainan, tampak jelas ada kemunduran.
Pelatih Persela, Zulkifli Syukur, pun tidak menampik adanya penurunan performa timnya. Menurutnya, ada perbedaan mencolok antara permainan tim saat latihan dengan saat bertanding.
"Ya ini mungkin salah satu bentuk evaluasi kita, karena memang kami pelatih pun melihat bahwa apa yang pemain tampilkan di sesi latihan, agak jomplang dengan apa yang mereka tampilkan di pertandingan. Di sesi latihan mereka terlihat antusias, terus lebih banyak pergerakan pada sesi game. Tapi itu tidak mereka tampakkan dalam pertandingan," kata Zulkifli, Kamis (30/1/2025).
Situasi ini membuat tim pelatih bertanya-tanya mengenai penyebab turunnya performa para pemain di laga resmi.
"Ini yang menjadi pertanyaan kita dari tim pelatih. Kenapa, apakah pemain terbebani dengan target atau pemain terbebani tekanan. Tapi kalau kita bicara soal target atau tekanan, saya pikir itu hal yang normal bagi pemain," lanjutnya.
Sejak awal musim, Persela memang sudah mematok target tinggi, yakni promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Oleh karena itu, setiap pemain yang bergabung harus siap menghadapi tekanan tersebut.
"Dan saya pikir itu normal bagi setiap pemain. Bahkan saya pun waktu jadi pemain, tentu saya ingin bermain di tim yang mempunyai target," ujarnya.
Meski demikian, Zulkifli tetap optimistis bahwa timnya mampu mengatasi tekanan. Dengan adanya pemain-pemain senior seperti Toni Sucipto, Hasyim Kipuw, dan Lee Yu-jun, mentalitas juara dalam skuat Laskar Joko Tingkir diharapkan bisa semakin terasah.
"Ini sebaiknya jangan dijadikan beban, tapi dijadikan tantangan buat mereka. Dan kita lihat kedalaman skuat tim ini banyak dihuni pemain yang senior, berpengalaman. Saya pikir mereka lebih paham bagaimana cara menghadapi tekanan, bagaimana melewati situasi seperti ini," jelasnya.
Zulkifli pun menegaskan bahwa saat ini fokus utama tim adalah membangun motivasi dan menanamkan rasa lapar akan kemenangan kepada para pemain, agar asa promosi ke Liga 1 tetap terjaga.
"Sekarang fokus kita supaya apa yang mereka tampilkan di latihan, itu bisa mereka aplikasikan di pertandingan.Itu yang kita mau," pungkasnya.
Editor : Abdul Wakhid