TUBAN, iNewsTuban.id - Melukis bagi Nike Lestari merupakan sarana untuk meresapi keindahan alam. dari persembahan alam yang tergelar itu lantas dituangkan dalam goresan kuas menjadi karya realistis yang eksotis.
“Berburu keindahan alam menjadi bagian kesukaan untuk obyek lukisan. Khususnya panorama laut atau pesisir nelayan,” kata Nike kepada I news.id, Senin (18-7-2022).
Bakat melukis perempuan ramah ini sudah tumbuh kala masih belia namun baru diasah ketika dirinya menginjak bangku SMA. Salah satu guru kesenian di SMA Negeri 1 Tuban Sudarji yang berjasa besar memotivasi hingga dirinya menemukan dunia lukis. Untuk lebih mengembangkan talenta perempuan kelahiran 1972 ini kemudian kuliah di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika Surabaya jurusan Seni Rupa Murni.
Perjalanan waktu membawa Nike semakin matang didunianya. Berbagai pameran bertaraf nasional sudah tak terhitung diikuti. “Sejak tahun 1992 saya sudah aktif mengikuti pameran lukisan. Setiap tahunnya bisa tiga hingga empat kali berpartisipasi dalam pameran lukis,” ucap Nike yang tinggal Perum Siwalan Permai Jl Siwalan Permai Gg III No 18 Tuban.
Berbekal jam terbang dan kematangan pengalaman berinteraksi dengan para pelukis se Nusantara, lukisan karya Nike terbilang berkelas. Sudah ratusan hasil lukisan Nike dikoleksi kolektor lukis dari pejabat dan pengusaha nasional hingga luar negeri. Diantaranya lukisan berjudul Pasar Apung, Ekspresi Bunga Seruni (1996) dikoleksi Tuti Atmiati anggota DPR RI, lukisan berjudul Telaga Sunyi 1, Telaga Sunyi 2, telaga Sunyi 3, Kampung nelayan, kucing dan ikan, bersandar (2003) dikoleksi Samsul Bahri pengusaha dari Kuala Lumpur Malaysia dan berbagai lukisan lainnya.
Nike saat mengikuti kegiatan pameran. foto : iNews.id Totok Martono.
Nike yang guru kesenian di SMK Taruna Jaya Prawira (TJP) juga terus mencari talenta-talenta pelukis baru dari para siswa binaannya. Tak sedikit dari sentuhan ‘tangan dinginnya’ alumni SMK TJP yang menggeluti pelukis. Diantaranya adalah Iwan alumni tahun 2021, Apid Purdianto (2012), Adam Jihad Wirayudha (2018), Romly Tsalyets (2018) Nur Umi Faradilla (2019). Ada pula Mayek Prayitno ( alumni 2001) lan Imam Sucahyo (alumni 1999).
Editor : Prayudianto