LAMONGAN, iNewsLamongan.id - Jagung hasil rekayasa genetik (genetically modified organism/PRG) yang ditanam di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, mencetak rekor panen tinggi dan dipastikan halal 100 persen. Inovasi ini menjawab tantangan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Dalam panen kedua yang berlangsung Selasa (10/6/2025), produktivitas jagung PRG mencapai 11 hingga 11,5 ton per hektar, meningkat sekitar 16–20 persen dibanding jagung konvensional yang hanya menghasilkan 9–10 ton per hektar.
“Hasil ini luar biasa. Satu tongkol bisa memiliki 18 baris dengan rata-rata 45 biji per baris. Jauh lebih padat dan bernas dibandingkan jagung biasa,” ujar Kepala Desa Banyubang, Mohammad Rokib.
Tak hanya unggul dari sisi produksi, jagung PRG juga lebih tahan terhadap hama dan perubahan cuaca ekstrem, sehingga penggunaan pestisida berkurang drastis. Petani hanya perlu sekali penyemprotan gulma di awal tanam, dibanding tiga kali pada metode konvensional.
“Biaya produksi jadi jauh lebih hemat, dan petani bisa mendapatkan tambahan penghasilan hingga Rp5,5 juta per hektar,” jelas Rokib.
Dengan harga benih hanya terpaut Rp10.000–15.000 dari benih biasa, potensi keuntungan mencapai Rp20–25 juta per hektar. Hal ini membuka harapan baru dalam memperkuat ekonomi petani secara berkelanjutan.
Teknologi ini pun mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag RI, Dr Ir Ahmad Haikal Hasan Baras, menegaskan kehalalan produk jagung PRG ini secara penuh.
“Jagung ini halal 100 persen, termasuk benihnya. Tidak perlu disertifikasi ulang karena sudah masuk dalam daftar positif BPJPH. Jangan buat bingung, ini jagung, bukan rekayasa haram,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya teknologi PRG dalam mendukung visi Presiden Prabowo Subianto soal swasembada pangan yang berkelanjutan.
“Jagung diberi label babi tetap halal, tapi babi diberi label jagung tetap haram. Ini soal fakta ilmiah, bukan opini,” candanya di sela acara panen.
Dukungan juga datang dari Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Mohamad Yadi Sofyan Noor, yang menyebut momen ini sebagai tonggak baru bagi pertanian Indonesia.
“Jagung PRG sudah diuji di berbagai daerah, termasuk Kalimantan, dan hasilnya sangat memuaskan. Kita dukung penuh selama aman, halal, dan meningkatkan hasil,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, memastikan pemerintah daerah akan memperluas penggunaan benih PRG ke seluruh wilayah Lamongan sebagai langkah strategis.
“Ini solusi nyata: halal, produktif, efisien biaya. Kami akan terus evaluasi melalui pendekatan pentahelix: pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media,” ujar Mas Dirham.
Dengan segala keunggulannya, jagung PRG di Lamongan menunjukkan potensi besar sebagai komoditas andalan nasional yang tidak hanya produktif dan ekonomis, tetapi juga religius dan berkelanjutan.
Editor : Abdul Wakhid
Artikel Terkait