LAREN,iNewsLamongan.id - Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan luapan air di Bengawan Solo dan Bengawan Jero. Akibatnya, ratusan rumah warga serta puluhan hektare lahan pertanian di Kabupaten Lamongan terdampak banjir.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan mencatat enam kecamatan terdampak luapan Bengawan Solo, yaitu Kecamatan Babat, Laren, Maduran, Karanggeneng, Kalitengah, dan Glagah.
Kecamatan Babat mengalami dampak paling parah. Sebanyak 117 rumah warga terendam dengan ketinggian air bervariasi. Di Kelurahan Banaran, sebanyak 75 rumah tergenang air dengan ketinggian 50-70 sentimeter. Sementara itu, di Kelurahan Babat dan Bedahan, genangan air mencapai 30-50 sentimeter.
Di Kecamatan Laren, genangan air setinggi 10-45 sentimeter menggenangi 101 rumah. Di Kecamatan Karanggeneng, 12 rumah serta pasar desa terendam air dengan ketinggian 10-25 sentimeter. Sementara itu, wilayah Kecamatan Maduran, Kalitengah, dan Glagah mengalami banjir di sejumlah jalan desa, lahan pertanian, dan tambak.
"Luapan ini disebabkan curah hujan yang tinggi, sehingga debit air Bengawan Solo dan Bengawan Jero naik hingga mencapai level siaga hijau hingga merah. Hal ini mengakibatkan air meluap ke permukiman, jalan desa, serta lahan pertanian di beberapa kecamatan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Lamongan, Joko Raharto, Jumat (25/1/2025).
Joko menyampaikan bahwa BPBD Lamongan bersama tim terkait telah melakukan langkah-langkah darurat, termasuk pengiriman logistik seperti glangsing, gedek, bongkotan, terpal, dan makanan siap saji. Selain itu, pihaknya juga memasang door lock tanggul di Bengawan Solo wilayah Kecamatan Babat untuk mencegah luapan lebih lanjut ke permukiman dan jalan raya.
"Kami juga telah mendirikan posko siaga darurat di kantor kecamatan bekerja sama dengan instansi terkait," jelasnya.
Di sisi lain, untuk menurunkan debit air di Bengawan Jero, Dinas PU SDA mengaktifkan pompa air di Sluis Kuro dan Sluis Melik.
"Pemantauan ketinggian debit air terus dilakukan. Saat ini, tren ketinggian air mulai menunjukkan penurunan," tutup Joko.
Editor : Abdul Wakhid
Artikel Terkait