SURABAYA, iNewsLamongan.id - Kerajaan Mataram di bawah kekuasaan Sultan Amangkurat I luluh lantak diserang Trunajaya dari Jawa Timur. Serangan itu membuat Trunajaya sukses menguasai ibu kota kerajaan Plered dan membuat raja terpaksa mengungsi.
Usaha Trunajaya untuk menguasai Plered sebenarnya tidak mudah. Sebab, sang putra raja Sultan Amangkurat I, Pangeran Puger mencoba memberikan perlawanan. Sementara sang raja terlebih dahulu melarikan diri ke barat dan menugasi Adipati Anom atau Amangkurat II untuk mempertahankan istana.
Tetapi sebagaimana dikutip dari buku "Tuah Bumi Mataram dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" tulisan Peri Mardiyono, permintaan Amangkurat I kepada Amangkurat II ditolak. Dia juga memilih mengungsi, hingga akhirnya sang kakak tirinya Pangeran Puger yang tampil untuk menghadapi pasukan Trunajaya.
Pangeran Puger ingin membuktikan kepada sang ayah bahwa tidak semua anggota keluarga Kajoran terlibat pemberontakan Trunajaya. Pangeran Puger juga ingin membuktikan nyalinya lebih besar daripada saudara tirinya Sultan Amangkurat II dalam mempertahankan Keraton Plered.
Pangeran Puger bersama pasukannya berjuang sendirian menghadapi serbuan dari pasukan Trunajaya dan koalisinya. Kekuatan besar Trunajaya dan beberapa kerajaan di Jawa Timur membuat Pangeran Puger kewalahan.
Alhasil karena terdesak dan kalah pasukan, Pangeran Puger terpaksa menyingkir ke Desa Jenar dan membiarkan Plered dikuasai oleh pemberontak pimpinan Trunajaya. Di Desa Jenar inilah Pangeran Puger membangun istana baru bernama Kerajaan Purwakanda. Dia lalu mengangkat dirinya sebagai raja bergelar Susuhunan Ingalaga.
Trunajaya bersama anak buahnya menjarah harta benda pusaka Keraton Mataram di Plered. Segala harta benda barang rampasan dari Mataram dibawa ke markas baru di Kediri.
Pada saat Plered ditinggalkan Trunajaya dan anak buahnya, Pangeran Puger kembali ke Plered untuk menumpas sisa-sisa pengikut Trunajaya yang berjaga-jaga di sana.
Puger kemudian memerintah dengan gelar barunya, Pangeran Puger atau Sunan Ingalaga pun mengangkat dirinya sebagai raja baru Mataram yang baru di Plered. Dia berhasil kembali menguasai istana yang ditinggalkan oleh Trunajaya dan pasukannya. Kendati demikian Pangeran Puger harus memulai kerajaan dari nol lantaran seluruh harta benda Mataram dibawa oleh Trunajaya, yang berhasil menaklukkan Plered.
Hal inilah yang kemudian membuat dirinya harus berhadapan dengan kakak tirinya yang sebelumnya ketika di pengungsian bersama ayahnya diangkat sebagai raja Mataram berikutnya. Amangkurat II kemudian menjadi raja tanpa istana.
Sungguh menggelikan, sebab seorang raja tidak mempunyai istana. Hal ini karena istana Mataram di Plered telah diduduki adiknya Pangeran Puger. Sebagai gantinya, Amangkurat II kemudian membangun istana baru di Wanakerta, yang kemudian diberi nama Kartasura pada bulan September 1680.
Editor : Prayudianto