JAKARTA, iNewsLamongan.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) kembali menegaskan NU tidak boleh jadi alat politik jelang Pemilu 2024. Hal ini merespons Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang memamerkan kaos bertuliskan NU pilih PKB.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid mengaku setuju dengan pernyataan tersebut. Namun menurutnya itu tidak berlaku bagi PKB karena PKB dan NU ibarat dua sisi mata uang yang tidak akan bisa dipisahkan.
"Tentu kami setuju karena memang alat politik NU itu PKB jadi apa yang disampaikan beliau untuk partai-partai lain bukan untuk PKB. Karena PKB dan NU ibarat dua sisi mata uang tidak akan bisa dipisahkan karena kelahiran PKB dari PBNU, dari NU untuk bangsa," kata Jazilul dikutip Rabu (25/5/2022).
Jazilul pun bersyukur karena PKB menjadi satu-satunya partai yang berhaluan ahlusunnah waljamaah (berpedoman pada sunah Nabi Muhammad dan para sahabatnya), dan satu-satunya parpol yang ada di parlemen yang menjalankan misi dan visi politik yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta).
Dengan demikian, Wakil Ketua MPR ini menegaskan PKB menjadi kekuatan politik yang mewadahi warga NU atau disebut Nahdliyin.
"Akhirnya PKB menjadi partai Islam terbesar ini karena platform yang digunakan, platform Islam ahlusunah wal jamaah, islam Nusantara. Itu makanya PKB ini menjadi kekuatan politik yang mewadahi para Nahdliyin para warga NU," tutur Jazilul.
Editor : Prayudianto