LAMONGAN, iNewsLamongan.id - Persela Lamongan dipastikan harus menjalani laga kandang tanpa kehadiran suporter sepanjang musim depan. Keputusan ini diambil setelah Komisi Banding PSSI menolak permohonan banding yang diajukan Persela terkait sanksi imbas kerusuhan yang terjadi di Stadion Tuban Sport Center saat laga melawan Persijap Jepara, 18 Februari lalu.
Dalam salinan keputusan yang diterima Persela, disebutkan beberapa faktor yang membuat sanksi ini tidak bisa dikurangi. Salah satunya adalah dampak besar yang ditimbulkan oleh insiden tersebut terhadap citra sepak bola nasional. Selain itu, PSSI menilai klub belum optimal dalam membina suporternya, serta kurangnya kesiapan panitia pelaksana dalam memahami kebijakan transformasi sepak bola Indonesia yang diawasi FIFA.
Sanksi ini semakin berat karena Persela sebelumnya sudah menerima hukuman larangan dua laga kandang tanpa penonton akibat pelemparan dan penyerangan terhadap perangkat pertandingan saat menghadapi RANS Nusantara pada 10 Oktober 2024. Awalnya, hukuman itu adalah empat laga, tetapi dikurangi setelah banding.
Menanggapi keputusan tersebut, Manajer Persela, Fariz Julinar Maurisal, mengaku memahami kebijakan PSSI yang saat ini tengah berusaha membenahi sepak bola nasional.
"Kita semua tahu bahwa sepak bola Indonesia sedang dalam masa transformasi. Setiap kejadian di pertandingan pasti mendapat sorotan," ujarnya, Minggu (9/3/2025).
Fariz menegaskan bahwa tindakan oknum suporter harus dibayar mahal oleh klub. Selain kehilangan dukungan langsung dari tribun, klub juga mengalami berbagai kerugian lainnya.
"Ini berat bagi kami. Apalagi, musim depan kami seharusnya bisa bermain di Stadion Surajaya yang sudah selesai direnovasi," ungkapnya.
Ia berharap hukuman ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi suporter agar lebih dewasa dalam mendukung tim kesayangannya.
"Semoga kejadian ini tidak terulang lagi. Kita harus belajar agar mendukung dengan cara yang lebih positif," pungkasnya.
Editor : Abdul Wakhid
Artikel Terkait