SLEMAN, iNews.id - Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengeluarkan rekomendasi pengendalian dan penanggulangan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak. Imunitas ternak perlu ditingkatkan dengan diberikan vitamin dan anibiotik. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM Prof Teguh Budipitojo mengatakan, mereka telah mengeluarkan rekomendasi menanggulangi wabah PMK. Perlu dibentuk satgas untuk menghentikan penyebaran virus PMK, melalui karantina, pengawasan dan pembatasan lalu lintas ternak, serta penutupan pasar hewan.
Selanjutnya menghilangkan sumber infeksi dengan memusnahkan secara terbatas pada hewan yang terpapar. Selain itu juga perlu penerapan biosekuriti dengan dekontaminasi kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan lain yang berpotensi menularkan virus melalui penyemprotan larutan desinfektan. “Barang-barang yang sudah terkontaminasi juga perlu dimusnahkan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/6/2022).
Untuk meningkatkan kekebalan ternak, perlu vaksinasi massal dan mitigasi pada daerah yang belum tertular. Caranya dengan surveilans dan pembentukan kewaspadaan dini serta melakukan disease resilience. Penyakit PKM disebabkan virus RNA beruntai tunggal, genus Aphthovirus yang termasuk famili Picornaviridae dengan materi genetik yang terdiri dari kurang-lebih 8.000 nukleotida dan tidak beramplop. Penyakit ini dapat menyerang ternak sapi, babi, domba, kambing.
Pakar virologi molekuler FKH UGM, Prof Aris Haryanto menjelaskan virus penyebab PMK dapat bertahan di luar tubuh hewan penderita selama dua minggu. Virus ini tahan berbulan-bulan dalam semen, epitel, kelenjar limfa, dan makanan produk asal hewan serta olahannya.
“Virus ini tahan terhadap kekeringan dan angin. Hewan penderita PMK dapat mengeluarkan virus baru selama 50 jam dan menular ke ternak lain pada radius 100 kilometer,” katanya. Hewan penderita akan bertindak sebagai carrier yang dapat bertahan selama 8 sampai 24 bulan. Penularan dapat melalui kontak langsung hewan penderita dengan hewan lain, melalui alat, sarana transportasi, manusia yang terkontaminasi serta penyebaran melalui udara.
“Penyebaran melalui udara dapat menjangkau sejauh 170 km di darat dan 250 km di laut,” katanya. Gejala ternak penderita PMK akan menunjukkan demam tinggi, nafsu makan hilang, produksi air liur yang berlebihan, terbentuknya lepuh-lepuh berisi cairan pada mukosa mulut, hidung, bibir, dan lidah.
Lesi pada kaki, kuku, sela jari sehingga hewan enggan bergerak, pincang, dan kuku mengelupas. Upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan imunitas dan ketahanan tubuh ternak yang terinfeksi melalui terapi suportif dengan memberikan vitamineral dan feed suplement. Selain itu juga perlu ada terapi sesuai gejala dengan memberikan penurun panas, penghilang rasa nyeri, dan antibiotik untuk mencegah infeksi ikutan.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait